7. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Dari sudut
penerapannya, ilmu pengetahuan dibedakan antara ilmu pengetahuan murni dan ilmu
pengetahuan terapan. Ilmu pengetahuan murni bertujuan membentuk dan
mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak untuk mempertinggi mutunya. Ilmu
pengetahuan terapan bertujuan menggunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan
tersebut ke dalam masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam kehidupan
di dunia ini, manusia tidak akan pernah lepas dari keterkaitan dengan
pemanfaatan ilmu pengetahuan. Sebagai fithrah yang membedakan manusia dengan
makhluk yang lain adalah adanya akal pikiran manusia yang menjadi dasar
munculnya ilmu pengetahuan. Dalam hidup ini, manusia selalu menggunakan ilmu
pengetahuan untuk mempermudah kegiatan mereka. Ilmu pengetahuan selain tersusun
secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran juga harus mengandung
nilai etis dan moral. Yaitu bermakna, berarti atau berguna bagi kehidupan
manusia. Pemanfaatan ilmu pengetahuan hendaknya didasari pada hal-hal yang
asasi, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Ilmu pengetahuan yang tidak
dilandasi dengan etika dan moral hanya akan membawa penderitaan bagi orang
lain. Karenanya, alangkah sangat bijaksana apabila manusia dapat memanfaatkan
ilmunya untuk mempelajari berbagai gejala atau peristiwa yang mempunyai manfaat
bagi manusia.
Pengertian lain
teknologi adalah, pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara
mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala
nilai yang ada. Kalau ilmu dasar bertujuan untuk mengetahui lebih banyak dan
memahami lebih mendalam tentang alam semesta dengan isinya, teknologi bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan
yang mungkin dihadapi manusia.
Hubungan antara
ilmu pengetahuan dan teknologi sering diungkapkan :
- Ilmu tanpa teknologi adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah statis (Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan teknologi tanpa ilmu tidak berakar).
Teknologi,
selain menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah
pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga memiliki berbagai dampak negatif jika
tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi
adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angka pekerja semakin
bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang
berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang.
Kemiskinan pada
dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan
yang dimaksud adalah kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah
garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh. Atau dengan
pendapat lain, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan bukanlah suatu yang terwujud dengan
sendiri terlepas dari aspek-aspek lainnya, tetapi kemiskinan itu terwujud
sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek yang ada dalam kehidupan manusia.
Terutama aspek sosial dan aspek ekonomi. Aspek sosial adalah adanya
ketidaksamaan sosial di antara sesama warga masyarakat yang bersangkutan,
seperti perbedaan suku bangsa, ras, kelamin, usia yang bersumber dari corak
sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan aspek ekonomi adalah
adanya ketidaksamaan di antara sesama warga masyarakat dalam hak dan kewajiban
yang berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber daya ekonomi.
Jika dikaitkan
dengan kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup berlawanan
tentang hal ini. Persepsi pertama adalah yang berpikir rasional dan eksak.
Bahwa kemakmuran seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan
barang-barang yang dimiliki atau dikuasai untuk memelihara dan menikmati
hidupnya. Sedangkan persepsi kedua adalah pandangan masyarakat umum, terutama
pedesaan. Mereka beranggapan bahwa kemakmuran tidaklah berbeda dengan
kebahagiaan. Seseorang akan merasa makmur bila sudah ada keserasian antara
keinginan-keinginan dan keadaan materil atau sosial yang dimiliki atau
dikuasainya.
Bila ditelaah,
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia). Manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya
bekerja dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh eksistensinya. Sehingga
dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi,
terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama. Ilmuwan selaku
ahli teknologi harus bersikap mempunyai tanggung jawab sosial, yakni tanggung
jawab terhadap masyarakat menyangkut asas moral mengenai penelitian terhadap
obyek telaahankeilmuan dan penggunaan pengetahuan ilmiah (teknologi) dengan
segala akibat sosialnya. Dalam hal kemiskinan struktural, ternyata adalah
buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul dari akibat dan dari
struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan manusia pula. Perubahan
teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya
perubahan sosial yang fundamental. Kemiskinan diantaranya disebabkan oleh
struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara manusia dengan sumber
kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar.
Ref :
www.islam2pedia.com
No comments:
Post a Comment